Selasa, 19 Mei 2009

Sekedar Mimpi (Part 2-The End)

"Sorry telat cha" kataku
"Oke-oke.. sip.. gak apa-apa kok,"
Untunglah Icha tak marah pada diriku. Kalau sampai iya, gawat. Haha.

Setelah berkenalan sejenak, kami berdua pergi untuk berkeliling di mall mencari beberapa pakaian. Sama seperti Icha, aku hanya membeli sepasang pakaian. Kami berdua sama-sama saling membeli saran dalam memilih pakaian yang cocok. Dan ternyata, memang menghasilkan pilihan yang baik. Lalu, setelah itu kami pergi ke salah satu tempat makan yaitu, KFC. Atau Kentucky Fried Chicken. Aku juga memesan milo,sedangkan Icha memesan orange juice.

Selesai makan, aku dan Icha membeli tiket untuk nonton di 21. Rencananya kami ingin menonton Knowing. Film yang tak kalah asik dengan film lain. Film itu adalah film yang menakjubkan. Di mana, terdapat cerita mengenai kiamat. Ya, tapi, in the fact, kita semua gak tahu kapan hari kiamat tiba. Iya kan? Cuma Yang Di Atas yang tahu.
Film berdurasi 90 menit (mungkin) itu sangat , sangat, dan teramat sangat keren di mataku. Juga di mata Icha. Begitu katanya.

Kami sempat berfoto-foto di salah satu tempat photo box di situ. Seru! Itu adalah hal yang ku inginkan dari tadi. Berfoto bersama teman. Meskipun kami baru kenal, kami tampak cepat akrab.

Sebelum pulang, kami nongkrong dulu sambil menyeruput kopi di Starbucks Coffee. Tempat itu sejuk dan cocok itu berkumpul sambil bercerita-cerita. Aku dan Icha sempat curhat tentang masalah-masalah kami sehari-hari. Sekedar meluapkan beberapa kegembiraan, kekesalan, dan juga kesedihan yang menyesakkan dada. Yang sekian lama terpendam di dalam, akhirnya dapat kami keluarkan bersama. Namun, tak terasa, waktu yang terus bergulir membuat kami lupa. Ku lirik jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul 5 sore.

"Hah? Udah jam 5?," tanyaku dalam hati. Ya ampun aku lupa.
"Lan, udah dulu, yuk. Udah jam 5 , nih. Nanti ke-maleman gak enak sama ortu", kata Icha

Aku langsung bertanya di dalam hati. Tahu dari mana nih anak ? Gw kan baru mau bilang. Hebat juga ya (?)

Tanpa berfikir panjang, aku langsung menyetujui kata Icha. Kami say goodbye bersama. Dan akhirnya kami pulang dan tiba di rumah kami masing-masing.

Tiba-tiba handphone-ku langsung bergetar. Ternyata sms dari Icha. Dia mengucapkan terima kasih padaku atas pertemuan kami. Ya, itu sangat menyenangkan. Hingga membekas di benakku. Namun sekejap, itu menghilang dan terdengar suara seseorang dari luar.

"Lani, Lani, bangun Lan"
"Siapa itu? Hah? Ibuku? Lalu tadi apa? Aku kan tadi baru sampai di rumah setelah berjumpa dengan Icha. Jadi itu semua hanya mimpi? Hanya sekedar mimpi?", sesalku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar